Welcome to my blog !
Blog ini dibuat sebagai wadah uneg-uneg, pendapat, ide, tips, dan lain-lain. Semoga bermanfaat ya...

Selasa, 25 Oktober 2011

DRUM BAND


Hari Minggu 23 Oktober 2011 yang lalu, Pemkot Salatiga mengadakan lomba baris-berbaris tingkat SMU dan drum band tingkat SD-SMP dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda. Peserta lomba drum band kebanyakan adalah dari SD.
Seminggu sebelum hari ‘H’, dua Sekolah Dasar di lingkungan kompleks kami melakukan latihan drum band setiap pagi. Suaranya terdengar jelas sampai ke rumah. Akibatnya, putra saya yang belum genap berusia 3 tahun selalu merengek dan mengajak saya atau asisten rumah tangga kami untuk melihat latihan tersebut - full selama seminggu, tidak pernah absen menonton ! :) Latihan biasanya dilakukan di lapangan terbuka, di bawah terik matahari pagi. Semua anak berlatih dengan sungguh-sungguh, dan tanpa mengeluh ! Ditilik secara fisik, anak-anak tersebut mungkin masih duduk di bangku kelas 4-6 atau kira-kira berumur 10-12 tahun. Setiap anak melakukan perannya dengan sebaik mungkin agar tidak melakukan kesalahan. Kesalahan satu orang artinya kesalahan seluruh anggota tim drum band, dan itu berarti harus mengulang latihan dari awal.


Hari yang dinantikan pun tiba.. Jujur saja, bukan hanya anak saya yang menunggu-nunggu datangnya hari perlombaan. Saya dan suami juga sebenarnya menikmati acara-acara seperti ini. Jadi kami pun turut heboh melakukan ‘persiapan menonton’ :). Perlombaannya sendiri dilakukan di depan Kodim 0714 dan Makorem 073/Makutarama – di Jalan Diponegoro, lalu usai penjurian peserta lomba menyusuri jalan Diponegoro, Jend. Sudirman, dan berakhir di Lapangan Pancasila. Sepanjang jalan yang akan dilalui iring-iringan peserta lomba telah dipenuhi oleh warga kota Salatiga yang ingin menonton. Tua-muda, anak-anak dan balita, tumpah-ruah di 2 sisi jalan. Sinar matahari yang begitu menyengat tak menjadi kendala. Payung dan topi telah disiapkan, tak ketinggalan sebotol minuman untuk penghilang dahaga.
Animo masyarakat untuk melihat acara seperti ini memang luar biasa. Tak peduli harus menunggu berjam-jam hingga akhirnya iring-iringan lewat di depan mata, tak peduli panasnya sinar matahari, tak peduli harus duduk di jalan atau trotoar atau di manapun, yang penting bisa nonton ! Lagu-lagu yang dibawakan terdengar begitu harmonis, kostum yang dikenakan pun sangat beragam dengan warna-warni menarik. Penonton – terutama anak-anak, ikut larut dalam alunan lagu. Mereka berjoget, atau mengepalkan kedua tangan lalu seolah-olah sedang menabuh drum, menirukan para paserta lomba. Penonton remaja atau dewasa memilih untuk mengabadikan momen ini melalui kamera ponsel atau digital camera. Antusiasme warga Salatiga yang begitu besar, tampaknya turut mendorong semangat peserta lomba yang mungkin sudah lelah luar biasa, namun tetap harus menampilkan pertunjukan yang memuaskan penonton. Para guru dan pelatih khusus dari tiap-tiap sekolah tampak setia mengiringi peserta lomba. Sesekali menyodorkan minuman atau buah segar kepada anak didiknya sebagai pengganti energy yang keluar, sambil terus memberikan semangat.
Waktu terus bergulir, tak terasa hari semakin sore. Sedikit demi sedikit penonton mulai beranjak pergi dan kembali ke rumah masing-masing. Sampai jumpa di lain kesempatan, drum band !!

Jumat, 21 Oktober 2011

BELANJA : Pria vs Wanita

Sudah menjadi rahasia umum bahwa stamina pria saat berbelanja tidak sebanding dengan wanita. Sebuah studi yang dilakukan Tim Denison, retail psychologist di Exter University, Devon, Inggris, memperkuat hal itu. Menurut penelitian tersebut, rata-rata pria hanya betah berbelanja selama 72 menit, sedangkan wanita dengan senang hati menghabiskan 28 menit lebih lama. 
Terungkap juga bahwa kaum wanita lebih pandai menawar dari kaum pria. Bahkan mereka bisa mendapatkan harga yang lebih murah 10% atau lebih dari harga awal. Dan.... wanita menikmati proses tawar-menawar ini. 
Selain itu, wanita baru merasa puas dengan barang belanjaannya 15 menit setelah melakukan pembayaran, sedangkan pria langsung puas begitu menemukan apa yang dibutuhkan. 


(Sumber : Reader's Digest Indonesia, Maret 2005)

TGI Friday !

Thank God Its Friday !! Everyday is a gift. Setiap hari adalah anugerah. Tapi buat saya, selain anugerah, hari Jumat adalah bonus. Dulu pada jaman sekolah, kita belum mengenal  5 hari kerja.  Jadi, mulai anak sekolah hingga orang kantoran masuk dari hari Senin sampai hari Sabtu (6 hari kerja). Hari Sabtu adalah akhir pekan, dan menjadi hari paling ditunggu. Sejak duduk di bangku kuliah dan kemudian bekerja, akhir pekan bagi saya dimulai dari hari Jumat sore.
Hari Jumat selalu mendatangkan spirit yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Bagi yang bekerja, tentu ingin menyelesaikan pekerjaan secepatnya agar bisa pulang tepat waktu. Begitu pula halnya dengan anak sekolah atau mahasiswa.  Sejumlah rencana sudah disiapkan untuk menyambut weekend. Entah bertemu teman lama, kumpul-kumpul dengan keluarga, hangout dengan teman se-gank, atau sekedar ingin bersantai di rumah sambil menonton film,  membaca buku favorit, atau melakukan hobi yang tidak bisa dilakukan selama hari kerja. Hari Jumat sampai Minggu benar-benar dimanfaatkan untuk refreshing setelah beraktifitas selama sepekan.
Satu hal yang menarik dari fenomena hari Jumat adalah soal spirit tadi. Orang menjadi lebih bersemangat dalam bekerja, menggunakan waktu se-efisien mungkin agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Speed kerja pun bertambah tinggi.  Lembur di  Jumat malam atau masuk kerja pada hari Sabtu gara-gara masih ada pekerjaan yang tersisa ? NO WAY !!
Mengapa semangat kerja seperti ini seringkali hanya ada di hari Jumat ? Mengapa hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis masih ditemukan lembur, bekerja dengan setengah hati, menggerutu, dan menunda-nunda pekerjaan ?  Bila setiap hari adalah hari Jumat, alangkah luar biasanya.. Semua orang akan bekerja dengan penuh semangat dan menyelesaikannya tepat waktu .  Bagaimana menurut bloggers sekalian ..?

Kamis, 20 Oktober 2011

h U j A n..

"Tik..tik..tik.., bunyi hujan di atas genting
airnya turun, tidak terkira
cobalah tengok, dahan dan ranting
pohon dan kebun, basah semua"


Lagu di atas tentu tidak asing lagi bagi kita, sebuah lagu masa kecil yang bercerita tentang hujan. Tapi kalau hujannya deras, bunyinya pasti bukan "tik..tik..tik.." lagi ya, melainkan "bress...bresss...bresss..."   hehehe..


Seingat saya, hujan turun terakhir kali di bulan Maret. Sejak bulan itu hingga saat ini, hujan tidak pernah lagi datang berkunjung. Salatiga bagaikan kota yang asing, kehilangan udara sejuk yang sering saya banggakan selama ini. Bahkan di malam hari, udara panas sangat terasa. Sinar matahari di waktu siang begitu 'ramah'nya. Memang sih, jemuran di rumah jadi cepat kering. Tapi ada pemandangan yang agak membuat miris. Serumpun bunga kecil di depan rumah berubah menjadi seonggok daun kering. Tanah yang semula berwarna coklat segar menjadi kering, retak, dan keras. Air keran yang biasanya mengalir deras kini menjadi sangat pemalu..baru akan mengalir saat penghuni rumah terlelap dalam kegelapan malam.


Memasuki bulan Oktober (banyak yang bilang kalau nama bulan yang diakhiri dengan "-BER" seperti : SEPTEMBER, OKTOBER, dst..., seharusnya sudah musim hujan) hujan masih belum juga turun. Beberapa kali saya tertipu oleh tanda-tanda hujan yang begitu kuat : angin kencang, awan hitam, dan kilat menyambar. Tapi ternyata hujan yang saya harapkan tidak juga datang, hanya gerimis kecil tidak lebih dari 5 menit.


Setelah penantian panjang, akhirnya pada hari Kamis sore (20 Oktober 2011) hujan pun turun dengan derasnya. Kali ini benar-benar hujan ! Wah..senangnya, udara menjadi sedikit lebih sejuk dari hari-hari sebelumnya. Derai air hujan dari balik jendela terlihat sangat indah..pemandangan yang sudah lama tidak saya lihat.


Mudah-mudahan ini pertanda bahwa musim hujan telah datang. So, welcome RAIN !

Minggu, 16 Oktober 2011

RENUNGAN

Ungkapan-ungkapan bijak dari tokoh-tokoh terkemuka : 

Ben Sweetland : Kita tidak bisa memegang obor untuk menerangi jalan bagi orang lain, tanpa menerangi jalan kita sendiri.

Lao Tse : Kebaikan lewat kata-kata membentuk kepercayaan diri, kebaikan lewat pemikiran membentuk kedalaman, kebaikan dalam memberi membentuk kasih.

Abraham Lincoln : Hampir semua manusia bisa bertahan dalam kemalangan. Tapi kalau Anda mau mengetahui karakter seseorang, berikan kekuasaan kepadanya.
Michelle C. Ustaszeski : Kalau Anda mau mencapai tempat tinggi di dalam hidup, Anda harus rela menapaki tangganya.

Peter M. Brown : Kebanyakan persahabatan berawal dari pujian.

Letty Cottin Pogrebin : Kita butuh teman lama untuk berkembang seiring usia, dan teman baru untuk mempertahankan jiwa muda.

Anonim : Senyum adalah hadiah yang dapat Anda berikan setiap hari.

Marvin Jay M. Torres : Hal terbaik tentang mencintai dan disakiti adalah bahwa Anda bisa mengetahui makna cinta sejati. Karena seperti emas yang diuji dalam api, begitu juga cinta disempurnakan dalam pedih.


Rabu, 05 Oktober 2011

Tugas..oh, tugas..

Profesor              : “Minggu ini kalian belum disuruh membaca dari buku 'ini' kan ?"
Mahasiswa           : (serempak) “Belum Prof…”
Profesor              : “Oke..kalau gitu tugas untuk minggu depan, kalian baca dari chapter 3, 
                              lalu bikin summary-nya”

Memasuki bulan ketiga perkuliahan di MM UKSW, yang masih tetap hangat diperbincangkan (atau istilah kerennya ‘trending topic’ – dalam twitter) dengan sesama rekan mahasiswa adalah : TUGAS. Entah itu berupa makalah, paper, summary, presentasi, hingga jurnal. Ada yang dikerjakan secara individu, namun sebagian besar dikerjakan secara berkelompok. Setiap minggu ada saja tugas yang harus dikumpulkan.

Reaksi masing-masing orang saat menerima tugas yang bertubi-tubi tentu berbeda. Ada yang mengeluh, ada yang menggerutu atau orang Jawa bilang ‘nggerundel’, ada yang cuek, ada yang biasa-biasa saja.  Tapi saya percaya mahasiswa MM UKSW angkatan XXIII selalu menerima dan mengerjakan dengan sukacita setiap tugas yang diberikan oleh dosen :)

Apapun bentuknya, tugas yang diberikan oleh para dosen tentu memiliki tujuan dan manfaat yang baik bagi kita. Bukan semata-mata untuk memenuhi persyaratan nilai akhir semester, tapi juga untuk memperdalam pemahaman tentang materi kuliah, mengasah kemampuan berpikir, menganalisa suatu permasalahan, mengutarakan pendapat, berdiskusi, bekerjasama dengan orang-orang lain yang latar belakang dan karakternya berbeda-beda.

Pelajaran menarik yang dapat saya ambil dari sang TUGAS ini, yaitu melatih kita untuk me-manage atau mengelola waktu. Dalam tugas kelompok, kita harus mencari bahan dari buku-buku atau internet, menentukan kapan akan bertemu untuk berdiskusi. Bila dalam 1 hari ternyata belum selesai, berarti harus mengatur waktu lagi untuk diskusi lanjutan. Sampai di rumah atau tempat kost masing-masing, masih ada yang harus dibereskan, misalnya memeriksa ulang hasil ketikan, melengkapi atau memperbaiki yang  salah, mencetak hasil akhir, dan sebagainya. Selesai tugas yang satu, dilanjutkan lagi dengan tugas yang lain, dengan teman kelompok yang berbeda pula. Demikian seterusnya, dan semua itu harus dilakukan dengan cermat di sela-sela waktu kuliah dan aktivitas harian lainnya, agar dapat selesai sesuai dengan date line yang diberikan oleh dosen.

Jadi, terimakasih Pak dan Prof, untuk tugas-tugasnya ! :)

 

JANGAN CUMA BISA MARAH-MARAH !

Dipendam bikin ‘makan hati’, dilampiaskan bisa kebablasan. Ujung-ujungnya, keduanya mengundang penyakit. Adakah cara yang efektif supaya marah tersalur, tapi tetap sehat ?

Sebenarnya, seperti perasaan sedih dan bahagia,  marah itu bagian dari emosi alami manusia. Kalau terlalu dikekang, penyakit seperti depresi bisa terjadi, motivasi dan kreativitas pun akan menurun. Namun bila tidak dikontrol, yang dipertaruhkan adalah hubungan sosial. Masalahnya, kemarahan seseorang biasanya menyakiti, entah itu fisik maupun batin orang lain. Pada skala yang lebih besar, kita bisa melihat bahwa kemarahan kini telah menjadi isu yang krusial. Peristiwa kecil saja bisa memicu kemarahan. Sebuah gurauan bisa berbuntut pertengkaran dan diperparah menjadi tawuran antar warga, sebuah pesta mungkin berubah menjadi amuk massa, bahkan bisa menyebabkan jiwa melayang.


Kemarahan bisa disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor dari luar diri seseorang, sedangkan faktor internal muncul dari dalam diri, misalnya ada pikiran yang mengganggu.

Bukan cuma kemarahan terpendam saja yang mengundang penyakit. Menurut para pakar, ketika emosi meledak, hormon adrenalin akan dilepaskan ke dalam darah. Akibatnya denyut jantung bertambah cepat, tekanan darah meningkat, dan bagian-bagian tubuh yang lain seperti tangan, kaki, dan mulut akan mengencang dan bergerak secara refleks. Bila ini sering terjadi, penyakit seperti hipertensi, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya akan dengan mudah menyerang.

Kompromi dengan marah :
  1. Jika kemarahan serasa akan meledak, tenangkan pikiran beberapa menit. Cari tempat yang tenang, duduk, lalu tarik napas dalam-dalam. Saat menghembuskan nafas, katakan : relax..relax..relax..
  2. Cari tahu sumber kemarahan  
  3.  Jika marah pada seseorang, berusahalah untuk mengatakannya langsung. 
  4.   Pilih cara mengekspresikan kemarahan yang membuat kita tetap dapat mengatasi situasi
  5. Tetap fokus pada apa yang sedang didiskusikan, jangan terpancing dengan kemarahan lawan bicara
  6. Belajar mengelola kemarahan saat merasa ingin marah. Mungkin bisa dengan latihan yoga atau meditasi. Hmmm.. mau mencoba ??